Mengobati Degradasi Moral

ali mahmudi
 Ali Mahmudi; 
Tayang di Koran Pagi WAWASAN
Etika dan moral adalah dua kata yang hampir mempunyai kesamaan dalam pengertiannya. Bahkan seringkali, penggunaan dua kata tersebut saling tertukar satu sama lain. Dalam definisinya, etika berhubungan dengan pemahaman sistematis untuk membedakan antara yang baik dan buruk dalam moralitas. Sedangkan moral atau moralitas lebih menunjukkan kepada perbuatan yang dilakukan sesuai dengan tatanan atau aturan masyarakat.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat menjunjung tinggi adat ketimuran, yang di dalamnya terdapat aturan-aturan moral (etika) yang berlaku di masyarakat. Mulai dari tata cara berperilaku kepada orang lain, sampai tata cara dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dewasa ini banyak sekali kita temukan penyimpangan-penyimpangan moral yang terjadi di masyarakat. Bahkan, penyimpangan-penyimpangan itu telah meracuni seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari para petinggi pemerintah yang semakin banyak tertangkap kasus korupsi, hingga para pelajar yang tertangkap melakukan tindakan asusila maupun terlibat berbagai aksi tawuran antar pelajar. Selain kasus-kasus tersebut, kasus narkoba adalah kasus paling memprihatinkan. Sebab, narkoba telah masuk dan menyerang di berbagai strata sosial masyarakat. Jika hal ini dibiarkan terjadi berlarut-larut, maka yang akan terjadi adalah semakin merosotnya moral masyarakat dan hanya tinggal menanti kehancuran bangsa ini.

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa salah satu penyebab utama terdegradasinya moral masyarakat saat ini  adalah karena pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi. Ditambah dengan ketahanan budaya Indonesia terhadap penerimaan budaya lain sangat lemah. Di samping itu pula keprihatinan sosial dari masyarakat untuk melestarikan budaya yang dimilikinya sangat kurang. Sehingga, mau tidak mau ketahanan budaya kita terkoyak dan akhirnya kebudayaan dari luar dengan mudahnya masuk dan meracuni kepribadian masyarakat dengan lancar karena tidak adanya firewall yang kuat.


Efek negatif globalisasi ibarat seperti kanker, dengan sifatnya yang ganas telah menjalar dan merasuki seluruh aspek kehidupan masyarakat saat ini. Menurut Stackhouse dia menyebutkan bahwa ada tiga dewa globalisasi, yaitu dewa Mammon (materialisme), Mars (perang/kekerasan) dan Eros (pornografi). Tiga dewa tersebut seringkali merasuki etika kehidupan dan nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga, keduanya tidak akan bermakna lagi sebagai norma-norma kehidupan. Hal itu bisa kita lihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, sebagaimana kita ketahui materialisme, kekerasaan, dan perbuatan sering terjadi.


Untuk menanggulangi semakin merebaknya degradasi moral akibat globalisasi saat ini, diperlukan penyadaran dari setiap individu masing-masing untuk lebih memahami tentang norma-norma kehidupan yang berlaku pada masyarakat Indonesia. Disamping itu pula, peran dari orang tua, kerabat maupun teman, sangat diperlukan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap generasi bangsa ini. Sebab, nasib bangsa tergantung oleh para pemudanya. Jika para pemudanya sudah tidak lagi mengindahkan etika yang berlaku, maka kehancuranlah yang akan terjadi. Oleh sebab itu, penyadaran bagi para pemuda sangatlah penting demi kemajuan bangsa ini. Maka, diperlukan peran aktif dari semua golongan untuk menyadarkan para pemuda dari kehidupan ‘sia-sia’ mereka.


Soekarno pernah berkata, “Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia”. Dari statement Soekarno tersebut, terlihat bahwa peran pemuda bagi kemajuan bangsa ini sangatlah penting, karena merekalah para calon pemimpin yang akan memimpin bangsa ini di masa yang akan datang. Di samping itu juga, nasib bangsa juga tergantung dari mereka, karena kemunduran atau kemajuan suatu bangsa tergantung oleh para pemudanya.


Namun, yang terjadi saat ini adalah harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Seringkali kita melihat para pemuda melakukan aktivitas yang sama sekali tidak bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, apalagi untuk kemajuan bangsa ini. Bahkan, mereka seringkali melakukan suatu hal yang keluar dari etika yang berlaku di masyarakat. Misalnya, mereka terlalu bersikap hedonis, berbuat keonaran, bahkan melakukan kejahatan. Jadi, jika kita menggantungkan harapan kepada para pemuda saat ini, harapan itu hanya akan sia-sia jika kita melihat kenyataan yang terjadi.


Peran dari pemerintah sangatlah penting untuk penyadaran para pemuda tersebut. Diperlukan langkah kongkrit dari pemerintah untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan tentang etika dan moralitas. Bahkan, andaikan moral dan etika diprioritaskan, kedua hal tersebut dapat dimasukkan dalam mata kuliah atau pelajaran wajib bagi para pelajar. Sebab, mereka dapat menyadari sejak dini tentang signifikansi dari kedua hal tersebut. Dan akhirnya, pelajaran tentang etika dan moral tersebut dapat diamalkan di masyarakat demi kemajuan bangsa ini.


Selain pendidikan tentang moral dan etika, pendidikan untuk mengasah kecerdasan spiritual juga sangat diperlukan. Sebab, penyimpangan-penyimpangan etika yang terjadi selama ini, terjadi karena kurangnya kecerdasan spiritual dari para pelaku. Hal itu berdasar bahwa para pelaku penyimpang moral tidak hanya berasal dari kaum non pendidikan, tetapi juga berasal dari kaum terdidik yang bahkan mempunyai kedudukan di masyarakatnya. Mereka mempunyai pengetahuan tentang moral dan etika, tetapi tidak mengamalkan ilmu yang mereka miliki. Sehingga, keilmuan mereka sama sekali tidak bermanfaat di mata orang lain.


Hubungan antara ilmu dan amal sangatlah erat. Jika dianalogikan, ilmu dan amal bagaikan dua sisi dari sekeping mata uang yang tidak bisa terpisahkan. Ketiadaan dari salah satunya, akan meniadakan bagian yang lain. Maka, keilmuan tanpa didasari amal hanya akan sia-sia, dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, ilmu dan amal harus berjalan seiring agar tidak ada ketimpangan di dalamnya. Wallahu A’lam.
2 Komentar untuk "Mengobati Degradasi Moral"

Back To Top