Degradasi Moral Akibat Game Online

Degradasi Moral Akibat Game Online
Oleh: Aay Siti Raohatul Hayat*
Dewasa kini, arus globalisasi sangatlah memengaruhi segala aspek kehidupan manusia baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Baik style, fashion, teknologi, perilaku, dll. Pengaruh dari arus globalisasi seperti ini sangatlah mengalami perubahan yang signifikan. Sebab, diera globalisasi ini semua bentuk pekerjaan dan tindakan sudah dilapis dengan teknologi. Karena itu, dengan adanya perkembangan teknologi semua urusan menjadi lebih efesien dan efektif.

Pesatnya kehadiran sisi positif yang terjadi diberbagai lini oleh pengaruh teknologi, tidak dapat dipungkiri dengan adanya efek negatif yang menyerang bagi pengguna. Sebut saja Game Online (Game online) yang merupakan salah satu menjadi virus bagi semua kalangan, khususnya anak-anak.


Fenomena game online telah menjadi sarana yang menyenangkan. Saking menyenangkan tidak sedikit dari pengguna lupa dengan waktu alias kecanduan. Maraknya penggunaan GO di Indonesia saat ini hingga mencapai 63 juta orang, atau sekitar 24 persen dari total penduduk Indonesia. Ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki tingkat pemakaian terhadap jasa penyedia GO sangat tinggi. Dari besarnya jumlah tersebut maka timbullah kekhawatiran mengenai dampak yang dihasilkan dari permainan online ini. Kekhawatiran terhadap pengguna yang semakin tidak terarah dalam memanfaatkan teknologi internet tersebut.


Penggunanya tidak hanya dari kalangan dewasa, melainkan didominasi oleh anak-anak yang masih duduk di bangku SD, dan SMA Tidak sedikit dari jasa penyedia GO  tersebut selalu ramai dipenuhi oleh kalangan pelajar yang datang untuk menghabiskan waktunya bermain game online dan terkadang mereka rela untuk tidak masuk sekolah (bolos) hanya demi bermain game online tersebut. Tidak hanya itu, bahwa apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka. Maka tidak aneh jika game online merupakan bisnis yang sedang digemari dan cenderung berkembang pesat.


Kondisi yang demikian, jelas menunjukan bahwa GO secara tidak langsung membentuk perilaku pelajar kurang memperhatikan pendidikan mereka. Selain itu, mereka akan dengan otomatis memprioritaskan diri hanya untuk bermain GO tanpa memperhatikan kehidupan sosial dan mengganggu waktu belajar. Selain itu, sebagian besar efek buruk game yang disalahkan pada anak adalah melahirkan psikologi dan perilaku kekerasan. Sebab, tidak sedikit beberapa video game yang bernuansa kekerasan dan kriminal justru sangat digemari oleh penggemar, sehingga menimbulkan tindak kekerasan pula pada pengguna game.


Menurut sebuah studi ilmiah (Anderson & Bushman, 2001) anak lebih mungkin untuk mengalami peningkatan agresif pada pikiran, perasaan, perilaku, serta penurunan pro-sosial. Efek kekerasan pada anak-anak ini diperparah dengan sifat permainan yang interaktif. Dalam banyak permainan, anak-anak dituntun untuk menjadi lebih ganas.


Meskipun penelitian lain yang diterbitkan oleh Psychology of Popular Media Culture (2012) telah menemukan bahwa game dapat meningkatkan konsentrasi pada anak. Tetapi hal itu hanya berlaku pada jangka pendek saja dan akan merusak  pada konsentrasi jagka panjang. Selain itu anak akan dengan mudah terserang rasa gelisa, depresi, dan perkembangan social yang buruk.


Oleh karena itu,  menjamurnya fasilias game online saat ini, seharusnya para orang tua sebagai aktor utama dalam membentuk kepribadian harus lebih memperhatikan lagi anak-anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah pulang sekolah, atau lebih memperhatikan serta mengawasi game-game yang tidak memberikan nilai pendidikan dengan memberitahu efek-efek dari game online. 


*) Peraih Bidikmisi; Mahasiswa UIN Walisongo Semarang, Tayang di Jateng Pos
0 Komentar untuk "Degradasi Moral Akibat Game Online"

Back To Top