Pendidik Emas untuk Anak Didik Berusia Emas

Pendidik Emas untuk Anak Didik Berusia Emas
Oleh: Khoirun Ni’mah*
Usia dini atau seringkali disebut dengan usai Balita (Bawah Lima Tahun) merupakan usia emas dalam perjalanan kehidupan seseorang. Dikatakan demikian karena pada usia tersebut otak anak berkembang sangat cepat, bahkan dapat melebihi 80 persen, sehingga usia tersebut menjadi masa yang tepat untuk mengembangkan potensi anak. Seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton melakukan penelitian dan menyatakan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama menjadi masa terpenting. Mekipun pada usia dini seorang anak hanya mampu mendengar dan melihat dengan sedikit berbicara, namun ia mampu menerima berbagai infomasi dengan baik. Kemampuan menyerap informasi yang diberikan lingkungan sekitar akan termemorikan dalam otak anak hingga ia dewasa, baik informasi itu bersifat positif maupun negatif.

Pilihan lingkungan menjadi sesuatu yang tidak bisa diabaikan, karena sangat menentukan pembentukan karakter anak. Maka dari itu, lingkungan yang baik menjadi hal yang urgen untuk membentuk karakter yang baik bagi anak. Karakter akan terbentuk oleh tiga pemahaman hubungan yang pasti dialami oleh manusia. Tiga hubungan tersebut adalah hubungan dengan diri sendiri, lingkungan, dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bagi orang tua yang berpengalaman, usia emas sang buah hati akan dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan memberikan asupan nutrisi tubuh dan otak yang tepat. Jika, nutrisi tubuh bisa didapatkan di lingkungan keluarga dengan pengawasan orang tua, maka orang tua belum tentu dapat memberikan nutrisi otak yang tepat bagi buah hatinya. Lingkungan yang dapat membentuk anak-anak berkarakter mulia, bukan hanya lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan pertama, tetapi juga lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang tepat untuk memberikan “asupan” yang bermanfaat bagi otak.

Memanfaatkan usia emas sang buah hati dengan menempatkannnya pada lingkungan sekolah adalah pilihan yang cerdas. Misalnya saja dengan menempatkan anak pada lembaga nonformal berupa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sebagai lembaga nonformal, Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai spesifikasi yang unik dibandingkan lembaga pendidikan yang lain. Metode pengajaran yang digunakan dirancang dengan sangat menarik dan berupaya membuat anak-anak senang. Salah satunya adalah menyediakan media belajar berupa mainan yang banyak dan beraneka ragam agar mereka tetap bisa belajar sambil bermain.

Brazelton juga menyatakan, bahwa terkadang anak-anak tampak sangat sibuk dengan bermain, namun sebenarnya otaknya tetap beroperasi menyerap apapun yang ia dengar. Jadi jangan berharap, anak-anak dapat belajar dengan duduk manis memperhatikan sang guru sebagaimana sikap belajar kebanyakan orang dewasa. Hal inilah yang membedakan antara anak-anak dan manusia dewasa, bahkan hampir bersifat kebalikan. Anak-anak tetap dapat menyerap informasi dari lingkungan sekitar meskipun terkadang bersikap acuh tak acuh. Sedangkan orang dewasa, meskipun dalam keadaan tenang, terkadang belum juga faham.

Indikator keberhasilan dalam pendidikan adalah adanya sinergi yang baik antar komponen pendidikan, yaitu pendidik, anak didik, dan sistem pendidikan. Realita saat ini, pendidik anak-anak berusia dini mempunyai kualitas pendidikan yang rendah, bahkan lulusan Sekolah Menengah Atas atau sederajatpun bisa. Hal ini sangat berbeda dengan realita yang terjadi di Finlandia, negara yang mendapat predikat terbaik dalam sistem pendidikan. Salah satu faktor keberhasilan pendidikan di Finlandia adalah semua guru yang akan mengajar harus bergelar master. Menyediakan media belajar yang mendukung dan menyenangkan saja tidak cukup untuk mencapai keberhasilan dalam mendidik anak-anak belia. Faktor lain yang dapat dijadikan penentu keberhasilan adalah keberadaan guru emas untuk anak berusia emas. Karena untuk mencetak generasi berkarakter emas, salah satu cara yang bisa bahkan wajib digunakan adalah menjadikan guru berkualitas emas sebagai pengasuh dan pendamping belajar.

Pendidik yang mengemban tugas mendidik anak emas mempunyai hak penuh untuk membuat kebijakan sistem pembelajaran, menerapkan kurikulum dan membuat metode yang tepat sekaligus bermanfaat untuk tumbuh kembang jiwa anak. Kegiatan belajar mengajar didesain dengan sangat menarik dan menyenangkan. Pendidik tidak diperbolehkan melakukan tindakan kekerasan maupun mengucapkan kata-kata kasar. Kenyataannya, mendidik anak belia memang lebih rumit dibandingkan mendidik orang dewasa. Tetapi jika dapat melakukannya dengan sabar dan ikhlas, tentu kerumitan tersebut akan menjadi sebuah hiburan karena sebenarnya sangat menyenangkan. Maka dari itu, kesabaran dan keikhlasan harus menjadi modal awal yang tidak boleh ditinggalkan. Selain itu, pada usia emas, jiwa anak masih jernih dan sangat peka terhadap lingkungan sekitar. Pada usia tersebut sebenarnya seorang anak telah dapat membedakan antara pendidik yang tulus, sabar dan menyayanginya dengan pendidik yang hanya menjalankan tugasnya karena formalitas belaka.

Dalam lingkup ini, pemerintah hanya berfungsi sebagai pengawas jalannya pembelajaran, dan tidak berwenang ikut terlibat dalam membuat kebijakan. Aturan main ini dilakukan bukan karena tanpa alasan. Pendidik bergelar master tentu saja bukan sekedar pendidik biasa, maka dari itu ketiadaan andil pemerintah dalam pembuatan kebijakan bukanlah menjadi masalah.

Selain menyandang gelar master, seorang pendidik juga harus mempunyai kecerdasan emosional dan spiritual yang tinggi. Tidak cukup dengan kecerdasan intelektual saja, semenjak dini seorang anak juga harus dibekali dengan berbagai macam kecerdasan, diantaranya adalah kecerdasan emosional dan spiritual. Maka dari itu, sangat dibutuhkan sosok pendidik yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga cerdas secara emosional dan spiritual. Agar generasi penerus bangsa ini, kelak tidak menjadi generasi yang krisis spiritual. Wa Allahu a’lam bi al-shawab.

*) Mahasiswa Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang. Peneliti dan Pendidik di PAUD Mellatena Semarang. Tayang di Koran Pelita, Jum'at, 22 Maret 2013
Tag : Pendidikan
0 Komentar untuk "Pendidik Emas untuk Anak Didik Berusia Emas"

Back To Top